Bagaimana Memahami Antara Hadits Memohon Syahid dan Larangan Berharap Bertemu Musuh
➖TANYA JAWAB➖➖➖
Bagaimana memahami antara hadits memohon syahid dan larangan berharap bertemu musuh
❓Tanya:
Bagaimana memahami hadits
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاصْبِرُوْا
🔀Dhahirnya bagi ana kedua hadits tersebut terdapat kontradiksi.
⭕Jawab:
💺Oleh Al Ustadz Abu Karimah Askari hafizhahullah
☝Dimana letak kontradisksinya? Tidak ada sama sekali. Tidak ada kontradiksi diantara kedua riwayat ini.
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ
🔆Siapa yang memohon agar dimatikan sebagai seorang syahid dengan penuh kejujuran, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengumpulkan dia dalam kedudukan bersama dengan para syuhada.
👉Dia memohon kepada Allah dengan penuh kejujuran, agar dimatikan sebagai syahid. Dan kita semua berharap. Tetapi apakah kita mengharap:
“Hei, kapan datang musuh? Kita perang, kapan ada musuh?”
لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ
✋Jangan berharap bertemu musuh, tetapi kalau bertemu (maka, -red) sabar.
🚫Jadi tidak ada pertentangan antara dua riwayat ini. Sama sekali tidak ada pertentangan. Seorang memohon agar dimatikan sebagai seorang syahid, apakah dalam peperangan kalau ada peperangan. Atau syahadah dalam bentuk yang lain. Syuhada banyak, sebagaimana disebutkan oleh rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.
✔Orang tenggelam, syahid.
✔Seorang yang mati karena terkenda diare, syahid. ✔Orang mati terkena reruntuhan, syahid.
✔Walhasil syuhada banyak. Seorang wanita mati dalam nifasnya, syahid.